Depacco.com

LOBSTERKU CRAYFISH FARM Headline Animator

We want to sell this website

If you want to buy / have this website, please give your offer to us via email bisnis.lobster@gmail.com

Sabtu, Februari 21, 2009

Seputar Perkawinan Lobster Air Tawar

Perkawinan


Indukan lobster air tawar yang dipilih untuk dikawinkan harusnya diberlakukan sedemikian rupa untuk menyakinkan bahwa indukan tersebut dalam kondisi prima agar dapat menghasilkan telur secara terus menerus. Perkawinan ini sebaiknya dilakukan pada kolam atau bak. Untuk menghindari terjadinya inbreeding sebaiknya calon indukan jantan diambil dari sumber yang berbeda. Dalam perkawinan ini sebaiknya kita mengunakan kolam atau bak yang berukuran kecil dalam jumlah yang banyak ketimbang kita mengunakan kolam yang berukuran besar namun jumlahnya sedikit. Hal ini untuk menciptakan variasi genetika dan mengurangi terjadi inbreeding dan meningkatkan pemilihan indukan dalam jangka panjang.


Lobster akan melakukan perkawinan pada suhu air di atas 23-29C dan optimum 27C (Jones, 2000), minimal cahaya yang diperlukan dengan terang 12 jam dan gelap 12 jam.


Selama melakukan perkawinan ini pakan yang diberikan harus yang bergizi tinggi dan pemberian makan juga rutin. Berbagai pakan yang dapat membantu memacu perkawinan seperti cacing tanah, kacang hijau dan toge yang biasanya diberikan berselingan dengan pakan komersial seperti pelet.


Dalam melakukan perkawinan ini sebaiknya indukan tersebut jangan sering diganggu atau dilihat hal ini bisa menyebebakan indukan tersebut stress. Pemeriksaan indukan yang bertelur sebaiknya dilakukan setiap 2 minggu sekali. Dengan selang waktu 2 minggu diharapkan indukan yang bertelur juga sudah lebih matang dan belum ada telur yang menetas karena pengeraman telur diperlukan waktu sekitar 30-40 hari tergantung suhu air tersebut.


Pada saat pengecekan ini sebaiknya air juga diganti untuk mencegah penumpukan sisa pakan yang tidak habis yang dapat menjadi amoniak sehingga bisa meracuni indukan tersebut.


Indukan betina dengan berat 85 gram bisa menghasilkan 600 telur tergantung kesehatan dari pada induk tersebut. Indukan yang baru belajar bertelur umumnya mempunyai telur yang lebih sedikit. Pada masa inkubasi rata-rata telur bisa hilang sebanyak 30 persen.


Perkawinan Tunggal


Perkawinan tunggal adalah perkawinan dengan mengunakan seekor jantan dan seekor betina dalam satu wadah baik dalam aquarium maupun di bak atau kolam. Perkawinan tunggal ini biasanya dilakukan untuk tujuan menghasilkan calon indukan yang berkualitas dengan hanya memilih indukan yang berkualitas juga dan ini juga diperlukan agar tidak terjadi perkawinan sedarah atau inbreeding. Semakin banyak perkawinan tunggal ini maka semakin banyak calon indukan yang dapat kita hasilkan dari keturunan yang berbeda.


Peminjahan tunggal mempunyai kekurangan adalah susahnya menemukan pasangan yang cocok antara jantan dan betina. Tidak semua lobster dapat dipasangkan begitu saja, karena bila pasangan tidak cocok maka perkawinan akan membutuhkan waktu yang sangat lama.


Untuk mengatasi hal ini, sebaiknya setiap dua minggu dilakukan penukaran jantan atau betina jika perkawinan tidak berhasil.


Maka untuk hal ini perkawinan tunggal ini sebaiknya hanya dilakukan untuk mendapat calon indukan saja, bila untuk perkawinan produksi sebaiknya dilakukan secara massal.


Perkawinan Massal


Berbeda dengan perkawinan tunggal, yang dimaksud dengan perkawinan massal adalah perkawinan dengan melakukan memasukan lebih dari satu pasangan lobster ke dalam satu wadah yang sama. Pada perkawinan massal ini kombinasi antara jantan dan betina komposisinya tidak sama.


Umumnya perkawinan massal mengunakan kombinasi seperti 1 jantan dengan 2 betina atau 1 jantan dengan 3 betina dan sebagainya. Namun hal ini bukan berarti komposisi betina harus lebih kecil dibading dengan jantannya. Ada yang mengunakan 2 jantan dengan 1 betina. Karena diasumsikan lobster betina lebih memilih jantan dibandingkan dengan jantan. Banyaknya lobster yang akan dilakukan perkawinan dalam satu wadah baik aquarium maupun bak sebaiknya memperhatikan kepadatan hal ini diperlukan untuk mencegah terjadi kanibalisme. Ingat semakin luas ruang perekor semakin kecil kanibalisme terjadi.


Perkawinan massal ini disarankan untuk tujuan produksi benih dengan tujuan pembesaran untuk konsumsi, sedang untuk perkawinan dengan tujuan menghasilkan calon indukan disarankan mengunakan perkawinan tunggal. Dengan perkawinan tunggal kita dapat mengetahui asal usul indukan dengan lebih jelas.


Ukuran wadah yang diperlukan untuk perkawinan massal ini umumnya adalah 2mx2mx0.5m namun ini bukan ukuran yang standar. Ukuran kolam dapat disesuaikan dengan tata-letak lahan yang ada. Wadah yang biasanya digunakan adalah kolam semen atau bak fiber. Bak kolam semen atau fiber diyakini dapat memberikan suhu yang lebih stabil dibanding dengan aquarium. Dengan suhu yang stabil perkawinan lebih mudah terjadi.


Kepadatan dalam kolam perkawinan adalah 5 ekor/m2. Dengan kepadatan yang lebih renggang ini diharapkan kanibalisme dari LAT ini dapat dihindari. Selain kepadatan yang diperlukan dalam kolam perkawinan adalah media sembuyi (shelter).


Persiapan Perkawinan


Indukan yang akan digunakan dalam perkawinan ini sebaiknya sehat dan terlihat lincah. Dengan indukan yang lebih aktif diharapkan perkawinan akan lebih cepat terjadi. Indukan yang akan digunakan dalam perkawinan ini harus dipindahkan dengan hati-hati sehingga indukan tidak kaget.


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perkawinan adalah ;

1. Ketinggian air sekitar 30cm.

2. Media sembunyi (shelter) sebaiknya pralon atau sejenisnya.

3. Suhu air harus terjaga diantara 23 - 30 o

4. Oksigen terlarut di atas 3ppm.

5. Komposisi indukan yang sesuai seperti 1 jantan dan 3 betina.

6. Lingkungan yang tenang.


Pada masa perkawinan bila jantan dan betina terlihat sering berdekatan dan saling bercumbu maka proses perkawinan akan terjadi dalam waktu dekat.


Proses Perkawinan


Indukan yang telah dimasukan ke dalam tempat perkawinan akan memerlukan adaptasi terhadap lingkungan yang barunya. Indukan akan aktif berjalan-jalan mengelilingi kolamnya. Indukan jantan yang sedang birahi akan kelihatan aktif dan gelisah mendekati dan berkejar-kejaran dengan betina yang akan dikawin. Biasanya jantan akan bertingkah laku persisnya seperti kalajengking yang ekor dan capitnya diangkat sehingga tidak menyentuh dasar kolam. Bila ada indukan lain yang mendekatinya akan diusir oleh indukan jantan.


Bila pada Indukan betina yang matang gonadnya dan akan birahi, betina tersebut akan telihat aktif membersihkan badannya (abdomen) dengan pasangan kaki ke empat dan kelima, terutama kaki renangnya atau pleopods.


Betina tidak mudah menerima semua jantan yang akan memijahinya, bila jantan yang kelihatannya tidak kuat atau gagah. Jantan yang mempunyai capit tidak lengkap akan lebih sulit diterima oleh betina. Lain halnya dengan betina yang mempunyai capit yang tidak lengkap. Betina yang hanya memiliki satu capit saja diyakini lebih mudah dikawini oleh indukan jantan.


Proses perkawinan lobster ini berlangsung beberapa kali hingga terjadinya pembuahan. Dalam proses perkawinan indukan betina akan membalikan badan hingga terlentang dan indukan jantan akan menaikinya dengan kedua capit mencapit capit indukan betina. Indakan jantan akan mengeluarkan spermanya dan indukan betina akan mengeluarkan indung telurnya ke badan indukan betina. Sperma dan indung telur yang ada pada badan indukan betina akan langsung dilipat oleh indukan betina rapat-rapat hingga kipas ekornya menyentuh kaki kelima.


Stimulasi Perkawinan


Pada musim hujan di wilayah tropis, lobster air tawar biasanya memasuki musim kawin. Biasanya pada musim ini akan banyak sekali indukan yang bertelur. Banyaknya curah hujan dan suhu yang relatif lebih adem membuat lobster air tawar ini lebih banyak hasrat birahinya.


Pada daerah empat musim, perkawinan lobster biasanya hanya terjadi 2 sampai 3 kali karena setiap indukan yang sudah bertelur itu akan butuh waktu pengeraman sekitar 40 hari. Sehingga satu indukan betina itu harus membutuhkan waktu lebih kurang 2 sampai 3 bulan untuk bisa kawin kembali.


Stimulasi perkawinan ini sering dilakukan oleh peternak di daerah empat musim hal ini dikarena musim pada musim dingin praktis lobster itu akan lebih banyak berdiam diri.


Diharapkan dengan stimulasi ini membuat indukan lobster bergairah kembali.


Umumnya yang digunakan untuk stimulasi perkawinan adalah dengan mengunakan lampu TL ( fluoresces Lamp) yang dikendalikan oleh timer dengan 14 jam menyala dan 10 jam mati. Serta suhu air diatur menjadi 25-56 celcius dengan mengunakan pemanas aquarium ( heater) .

0 comments:

Posting Komentar

Tuliskan komentar anda disini